Di sekitar awal tahun
2000 ada seorang teman di Bandung yang memang jago masak dan pernah tinggal di
Jepang sehingga bisa mempelajari beberapa masakan langsung dari sumbernya
kemudian membuka rumah makan mungil di wilayah Setiabudi. Orang ini yang pertama
kali memaksa gue untuk makan sushi dan sashimi yang saat itu buat gue amit-amit
banget untuk disentuh. Di rumah makannya ini salah satu menunya adalah Udon.
Entah kenapa waktu mencicipi udon masakannya, buat gue itu adalah udon terenak
yang pernah gue dapat. Sayangnya karena
kesibukannya, rumah makan itu tutup sekitar setahun kemudian. Akibatnya gue
mengalami kesulitan untuk mendapatkan udon yang enak lagi.
Sampai dengan sebulan
lalu gue menjalani pencarian udon yang bisa menandingi masakan teman gue itu.
Hasilnya nihil. Udon yang gue makan 10 tahun lalu itu tetap udon terenak.
Nah sebulan lalu
ceritanya lagi ngumpul sama pasukan 3LA di Kota Kasablanka dan dapat info di
lantai bawah baru dibuka gerai udon langsung dari Jepang yang sudah terkenal.
Marugamen namanya. Dengan agak skeptis karena merasa tetap tidak akan bisa
mengalahkan yang dulu, gue setuju untuk makan di sana.
Menu pertama yang gue
cicipi sesuai rekomendasi adalah Niku Udon, yaitu semangkok udon dengan kuah
bening yang hangat. Hal yang menarik dari gerai ini adalah setiap porsi udon
ditimbang supaya sesuai standarisasi, begitu juga jumlah kuah dan dagingnya
yang ditakar menggunakan semacam sendok sayur. Setelah mendapatkan udon dan
sebelum sampai ke kasir ada counter untuk berbagai macam gorengan. Gorengan
gitu loh, as unhealthy as it always is, gue pasti ambil. Kali ini pilihannya
adalah Kakiage atau sayuran iris goreng. Bakwan Jepang lah :p
Saudara-saudara sebangsa
setanah air... ternyata ini adalah akhir penantian gue. Pertama kali kuah udon
itu menyentuh lidah gue, rasanya seluruh titik perasa di situ melonjak-lonjak
kegirangan. This is it! Ini udon yang akhirnya bisa mengalahkan masakan teman
gue. Sampai terharu makannya wkwkwk... Tentu saja akhirnya mangkok pertama gue
habiskan sampai tandas, sampai titik kuah terakhir.
Menu lainnya yang sudah
gue coba adalah beef curry udon. Gue adalah pecinta kari. Dan gue cukup picky
when it comes to curry. Marugame’s beef curry is just like the best of all
Japanese resto in Jakarta.
Terlebih lagi, waktu itu gue coba gorengan lainnya
yaitu beef croquette. Dang! Endang gulindang!
Minggu depannya karena
udah ngidam lagi, gue ajak nyokap makan di situ. Kali ini gue coba yang mentai
kaketama (mudah-mudahan nggak salah namanya) yaitu udon basah panas yang
dituangi telur ikan terbang dan telur ayam dengan kuning telur yang masih
mentah. Mentah? Iya. Jijik? Nggak lah wong gue suka banget telur setengah
matang. Nah, sebenarnya ini asiknya. Udon yang disajikan hangat harus
cepat-cepat diaduk dengan kuning telur itu. Yang terjadi kemudian adalah kuning
telur menjadi matang, persis kalau kita makan bubur ayam Sukabumi J. Rasanya? Unik dan enak banget.
I can't say enough deh tapi pokoknya kalau suka dan bisa makan udon, this one is really to die for. Selain di KoKas, Marugame ada di Gandaria City dan Mall Taman Anggrek.
Lucky me, kalo lagi pengen ya tinggal jingkring naik bajaj ke situ. Masih ada beberapa menu lain yang belum gue coba. Salah satu yang menarik yaitu udon yang disajikan dengan kuah kaldu dan bakso ayam. Hhhmmm....
Lokasi: Kota Kasablanka, lantai LG
Lokasi: Kota Kasablanka, lantai LG
0 komentar:
Posting Komentar