I always know one thing; a good marketing can sell a lame product. No pun intended :)
Sejak dua tahun terakhir penduduk Jakarta banyak terbuai dengan hadirnya warung-warung steak murah yang menyajikan wagyu dengan harga miring. Salah satunya adalah Holycowsteak. Gue akui steak yang mereka sajikan cukup enak untuk kisaran harga segitu, dan gue adalah salah satu pengunjung tetap yang kesana secara rutin.
Berangkat dari kesuksesan Holycowsteak sang pemilik, pasangan Lucy Wiryono dan Afit, yang memang punya latar belakang dunia marketing yang mumpuni, membuka tempat makan baru bernama Loobie. Loobie mengedepankan menu Lobster berharga murah. Siapa yang tidak tergoda mendengar Lobster dan harga murah. Seperti trik terdahulu, mereka memanfaatkan Twitter untuk menyebarkan berita promosi. Dan tentu saja antusiasnya mencengangkan.
Gue termasuk salah satu orang yang tergoda. Setelah beberapa bulan menunggu, akhirnya kemarin berkesempatan untuk datang ke Jl, Gunawarman 32, Jaksel, markas Loobie ini. Tempatnya kecil, hanya dapat menampung 20 orang, dan waktu gue datang jam 16.45 gue adalah orang pertama. Tapi sekitar 20 menit kemudian ada dua atau tiga kelompok lagi yang datang untuk mulai mengantri sebelum Loobie mulai beroperasi di jam 17.00. Seperti yang juga sudah gue bayangkan, tempatnya bersih, ringkas, dan pelayanannya cepat serta ramah. Good job.
So, I ordered Whole Lobster for 95k with sambal matah and my friend ordered Half Lobster with Garlic sambal for 55k. I was still wondering how it would turn out because this is the cheapest I have ever paid for lobster, and calamary and rice on a plate. Oya, gue pesan ice green tea seperti biasa. Harganya 12.500 tanpa refill tapi gelasnya gede banget. Dijamin begah hehehe...
After 15 minutes, the food finally came. Two half lobster about 20-cm long and a handful of calamary, rice, and a small plate of sambal matah. Bisa tebak yang gue serang pertama kali yang mana? Hahaha... the sambal of course. I LOVE sambal matah. Kalau di Bebek Bengil bisa nambah sambalnya terus :p
First impression, sambal matah ini tidak memakai minyak kelapa yang dibuat sendiri sehingga kurang terasa medok. Ya iyalah di Jakarta susah bikin minyak kelapa, tapi kalau mau mengangkat keotentikan sambalnya, it would worth the effort :) Sambalnya juga nggak pedas sama sekali bahkan ketika gue menggigit cabe rawitnya. Hhhhmmm... ini pasti mengurangi kenikmatan. Kemudian gue nyocol sambal garlic di piring teman gue. Penampakannya lebih mirip saus ABC. Rasanya? Sudahlah, lupakan saja.
Kemudian tentu saja karena prinsip "save the best for last" gue langsung mengambil satu calamary, menyocolnya ke dalam sambal matah, dan memasukkan ke mulut. Oooo ooowww... Calamarynya alot :( Seperti sudah digoreng satu jam sebelumnya dan disajikan dalam keadaan dingin. Padahal rasa tepung pembalutnya lumayan enak tapi sayang sekali kalah oleh rasa alotnya.
Antusiasme gue mulai melemah. Sambal udah kurang, calamary kurang. Semoga lobsternya enak. With huge deal of anticipation, gue potong itu lobster dan memasukkannya ke mulut tanpa sambal karena ingin merasakan bumbunya. Sodara-sodara, anyep....
Gue nggak tau apa yang terjadi, bumbunya memang terasa sih tapi tetap anyep. Ya gak jelek-jelek amat rasanya tapi gak sesuai dengan antisipasi gue. Lobster adalah makanan yang sudah cukup enak bahkan ketika hanya dibakar dengan diolesi air garam. Biarkan juice dari dalam dagingnya membasahi permukaan dan terasa di lidah ketika disajikan. Lobster di resto ini sepertinya agak terlalu lama dibakar sampai juice nya sudah hilang semua. Sayang banget.
Dan gue tau kenapa harganya bisa murah. Dari lobster sepanjang 20cm itu hanya sekitar 10cm daging dari masing-masing sisi yang bisa dimakan. Sisanya kan hanya cangkang dan kepalanya. I'm not complaining, no. Gue tau persis berapa harga lobster yang bisa memuaskan selera gue. Dan gue salut sama pasangan ini karena berhasil membuat banyak orang ngidam makan di sini :D
Selera memang tidak dapat diperdebatkan. Banyak orang yang suka sekali Loobie dan bahkan kembali makan di sana berkali-kali. Gue? Boleh sih balik kalau diajak, tapi gak akan niat banget bela-belain ke sana hanya untuk makan lobsternya lah :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar