Wherever there's a will, there's a way. Wherever there's a good food, I will be there
Sebenarnya untuk sebagian orang, makan adalah hal sepele. They eat to live, and nothing else. I eat to live too, but I enjoy good food. My tounge seems to acknowledge good tastes in much higher appreciation.
Yesterday I was oh-so exhausted after three hectic weeks. Seperti sempat gue bilang ke teman-teman, entah kenapa pekerjaan, 3 Little Angels, dan si mas seperti berlomba-lomba meminta perhatian penuh dalam kurun waktu itu. I am grateful for that, nevertheless. Memiliki kesempatan menyeimbangkan ketiganya, walaupun berakhir dengan tubuh remuk redam, memberikan kebahagiaan dan rasa syukur yang gak bisa dinilai dengan kata-kata. Lagipula, tubuh lelah bisa diperbaiki dengan pijat dua jam dan MAKAN ENAK :)
So, what we did was had a creambath, mani-padi treatment, a two-hour long massage, in which I think I fell asleep and snored, then off to dinner. I've been eyeing a corner at Kota Kasablanka's Food Society section as I saw a board depicting "Katja Piring".
Seperti kata para ahli nutrisi, jangan biarkan perut kelaparan karena ketika saatnya bertemu makanan, kita akan kalap. Dan kemarin adalah pembuktiannya. Sejak pagi hari gue cuma makan dua sendok nasi dan ayam tangkap dari Aceh. Pijat yang melancarkan darah dan berakhir di pukul 6 sore cukup membuat otak tidak bisa berpikir karena terlalu lapar. Gue bahkan bertanya tiga kali ke orang yang sama "Kita mau makan di mana??" tanpa sadar sudah mengulanginya.
Soon as we hit Kota Kasablanka, we were like half running to second floor, to Katja Piring. Took a sofa against the wall and sat down. Oooopppsss... It sank!! The sofa was somehow was too short that the dining table was my chest high. Tapi tetep aja mager - males gerak untuk pindah.
Tangan langsung menggeragas membalik-balik menu mencari apa yang akan bisa memuaskan teriakan otak dan perut yang sudah menolak untuk bersinkronisasi berpikir. First thing first, an appetizer. I chose "Roti canai dan kari ayam", which I thought could come out within 10 minutes. Ordered "Tahu Gimbal" for my second, and "Es teh tarik". My friend ordered "Rujak Pengantin" and "Nasi Lemak", and "Teh poci". Pasti pelayannya mikir, "Ini dua orang aja pesanannya banyak amat".
Food on the appetizer list may not come before main course is what I learned next. My "Tahu Gimbal" was served before the appetizer-meant-to-be "Roti Canai". What the heck, I was starving. Disajikan dalam sebuah mangkuk berisikan 6 potongan sedang tahu, beberapa potong gimbal udang (bakwan udang, kalau di Jakarta), sebutir telur rebus dibelah dua, dan kuah yang disajikan terpisah. I digged in without even praying. Sorry, dear God.
Sebenarnya memang ini bukan main course, tapi karena sudah memesan Roti Canai jadi untuk ukuran perut gue ya sudah cukup lah. Tahunya enak sekali, gimbalnya juga, kuahnya asam segar. Kalau ada satu yang kurang buat gue, mungkin rasa pedas. Sedikit saja rasa pedas akan membuat hidangan ini sempurna, apalagi dengan disajikannya semangkuk kerupuk tradisional yang bisa dicelup ke dalam kuah sebelum dimasukkan ke mulut.
The appetizer a.k.a. Roti Canai tiba setelah gue menghabiskan setengah porsi Tahu Gimbal. I decided to finish it first before moving to the second plate.
Roti canai-nya terus terang tidak nampak menggoda. Cenderung terlalu kering dari luar. I was right. Agak terlalu crispy ternyata, sementara gue lebih suka roti canai yang agak liat agar dapat mengeruk kuah kari yang disajikan bersamanya.
Cocolan pertama ke dalam kuah kari sempat membuat mata berbinar-binar. My friends always say, "You can never lie when a dish brings you to a food orgasm. Your eyes just tell". And that's exactly what happened last night. Kuah karinya sangat kental, cenderung terlalu kental untuk padanan roti canai, tapi rasanya enak banget. Saking enaknya gue gak peduli dengan konsistensi kekentalan yang berlebihan. Di suapan terakhir gue sempat menggigit sepotong star anise. Apa ya bahasa Indonesianya? Pantas kuah karinya harum banget.
Kedua makanan itu, ditutup dengan es teh tarik, alhamdulillah membuat perut tenang. Mata kembali terbuka, otak kembali bekerja, dunia kembali berwarna :))
My friend's Rujak Pengantin was good although not excellent. It's fresh but the idea of putting apple cuts in it was somehow off to me. She ordered Nasi Lemak, which came with the same chicken curry that I had, a piece of fish, some fried peanuts, ikan teri medan, and sambal. She did not like the curry because she just can't stand something that smells like Indian food. Your lost! :))
Total pembayaran adalah 180 ribu Rupiah karena masih ada promo diskon makanan 15%. Not bad. Will come again for sure, especially if they put additional dishes on the short list.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar