Sere Manis

Semua orang pasti punya dan pernah merasakan memiliki dan berada dalam comfort zone. Gue juga. Salah satu comfort zone yang pernah gue lalui, dan kemudian tinggalkan sejak 3 tahun lalu, adalah sebuah kantor LSM internasional di wilayah Hang Lekir, Senayan. It was so comfortable because everybody was friendly, no intrigue at all, everybody was happy with their own work. Another plus point from this workplace is: EVERYBODY loves to eat. Jadi, yang masuk ke kantor ini berat badannya akan bertambah minimal 5 kilogram per tahun :)) Eh ada anomali sih, dua orang bernama Ade dan Keri *miss you, muah muah* yang tetap dengan porsi tubuh kutilangnya.

Now that everybody fled from the organization and makes career elsewhere, we try to meet every now and then. Agendanya udah pasti makan-makan dan ngobrol gak jelas. Ada satu tempat yang biasa kami datangi untuk yang berkantor di wilayah Sudirman, Thamrin dan sekitarnya.

Sere Manis, berlokasi di ujung jalan Sabang, persis di sebelah Kopitiam Oey dan di atas The Baked Goods. Sere Manis menyajikan makanan Indonesia dengan sedikit sentuhan modern tetapi masih mempertahankan gagrak tradisionalnya. Menu seperti rujak cingur, gado-gado, bubur ketan hitam, pempek (gak terlalu enak kalo yang ini), tongseng, dan semacamnya ada lengkap di sana. Porsinya cukup mengenyangkan dan harganya sangat wajar.

 Terakhir kali ke sana sudah malam sekali dan perut nggak terlalu lapar. Akhirnya memutuskan untuk hanya memesan beberapa macam cemilan. Gambar di samping ini adalah favorit gue sepanjang masa, baik di restoran ini atau di tempat lain. Tape bakar keju :) Di Sere Manis mereka menyajikannya dengan cocolan saus gula merah cair. Tidak ada yang harus dibanggakan sebenarnya kecuali bahwa mereka memilih pemasok tape yang bagus sehingga bisa mendapatkan tape yang manis. Kandungan gula tape yang manis menghasilkan lapisan karamel tipis di permukaannya ketika dibakar. Dan bagian karamel itu lah yang menurut gue bagian terenak.


Yang ini juga pasti gak asing lagi. Singkong goreng keju. Ingat nggak jaman dulu kita jajan singkong di tukang gorengan yang renyah dan mrepul pecah ketika digigit. Nah singkong goreng ini seperti itu. Mereka rebus dulu singkongnya beserta bumbu, baru kemudian digoreng. Penghitungan waktu perebusan mereka cukup tepat nih sepertinya karena singkongnya cukup renyah untuk digigit tapi tidak sampai harus hancur berjatuhan ketika disuap. Hal sepele, tapi sangat gue perhatikan.

Tiba-tiba Widya, si jago makan, menyarankan gue untuk mencoba pangsit rebusnya. Katanya a must try. Berhubung selera dia memang bisa diandalkan, nurut lah gue. Dan udah pasti dia benar. Pangsit kuahnya ini enak banget. Asli enak banget. Segar tanpa rasa lemak kaldu menempel di lidah, dengan taburan daun bawang krenyes yang menambah kenikmatan makan.

Satu lagi yang juga gue pesan malam itu untuk Gendis adalah puding mangga. Gue pikir ini bocah pasti suka puding mangga. She did like it. Tapi cuma dimakan 3 suap karena tergoda pesanan tante Widya dan om Dede. Tebak apa? PISANG GORENG!!! Dan Gendis melahap tiga potongan besar pisang goreng keju coklat dalam tempo sesingkat-singkatnya *sigh*. Gendis seperti menemukan surga dalam makanan yang I WILL NEVER EVER ORDER NOR EAT. Liat pisang aja bisa mual, apalagi mesan. Mungkin malam itu Gendis berdoa dalam hati, "Ya Tuhan, semoga lain kali makan bareng om dan tante ini lagi supaya aku bisa makan pisang goreng lagi".

Anyway, ini gambar puding mangganya. Rasanya biasa aja. Gak terlalu menarik untuk dipesan lagi di kesempatan berikutnya.
Sere Manis akan selalu jadi salah satu restoran pilihan untuk ngumpul-ngumpul. Tempatnya luas walaupun dengan dekorasi seadanya. Kursi dan meja juga nyaman untuk duduk berlama-lama. Untuk gerombolan 4L, semakin lama kami duduk, semakin panjang daftar makanan yang dipesan. That's what friends are for. To enjoy food :)







2 komentar:

kokom mengatakan...
13 November 2012 pukul 00.39

Di mana pun tempat makannya, yang penting temen kongkownya ;)
Whoaaaa.. makin kangen anak-anak Hang Lekir :"(

soewoeng mengatakan...
13 November 2012 pukul 00.47

Aduh, tuh malem absurd banget. ada orang matgay tiba2 nelpon, eh bawa ponakan yg dah pake daster n masi kudu ngapalin sajak.

Posting Komentar