My Kopi - O!

Ada waktu-waktu dalam kehidupan gue dimana gue merasa Alam Sutera adalah wilayah yang ingin sekali gue datangi tapi jaraknya terlalu jauh untuk dijajaki. Godaan dari berbagai tulisan yang meliput berbagai tempat wisata kuliner di seputaran Alam Sutera dan Serpong ternyata tidak begitu berhasil menggugah hati untuk mengarahkan kemudi menempuh jarak 35 kilometer dari rumah. Kedua wilayah ini hanya bisa gue sambangi kalau ada teman yang mengajak dan bersedia menyupiri.

Ternyata benar apa kata banyak orang, jarak hanya terasa jauh karena tidak terbiasa dijalani. Coba saja lewati jarak itu beberapa kali, pasti tidak terasa jauh lagi. Dan itu sudah gue buktikan. Dua bulan terakhir ini rasanya sering sekali harus bolak balik Alam Sutera untuk beberapa urusan. Dan ternyata perjalanan ke sini cukup menyenangkan karena bisa lewat tol yang (mungkin bergantung dari jam berapa lewatnya) relatif cukup lancar. Jarak 35 kilometer bisa ditempuh dalam waktu 45 menit saja.

Pagi ini gue sudah kembali duduk manis di Living World, salah satu mal di Alam Sutera, yang dulu sempat membuat gue berpikir "Kapan ya gue bisa main ke situ". Dengan perut yang meronta-ronta kelaparan dan kepala yang tidak berpikir jernih, melangkahlah gue memasuki My Kopi - O! di lantai dasar dengan harapan secangkir kopi dan sekerat roti bisa menenangkan.

Iced kopi tarik dan Kopi - O! beef sandwich menjadi pilihan. Kenapa sandwich? Karena di samping nama menu tersebut ada tanda yang menunjukkan ini adalah menu andalan. Gak salah dong kalau gue mau mencoba?

Es kopi tarik dihidangkan dalam waktu yang relatif cepat, sekitar 5 menit setelah pesanan selesai diambil oleh seorang pelayan yang sangat ramah. Ketika melihat permukaannya, entah kenapa, langsung gue yakin rasanya tidak akan senikmat yang gue harapkan. Nggak, gue bukan cenayang. Gue hanya pecinta sajian kopi di kopitiam yang biasanya selalu kental dan sarat rasa. Sementara kopi ini cenderung encer seperti kekurangan bubuk kopi dalam seduhan awalnya, dan semakin encer karena jumlah es yang cukup banyak.





Sementara itu beef sandwich yang memberi kesan seperti menu andalan pun agak mengecewakan, Disajikan di atas roti yang dipanggang dan diolesi bbq sauce, kemudian selembar lettuce, parutan wortel dan ketimun segar, beef patty yang tebal dan telur mata sapi yang menggoda mata ternyata tidak memuaskan indera pencecap. Beef patty terasa nyaris hambar, padahal cukup juicy. Andai saja ditambahkan sedikit lagi garam, lada dan cincangan halus bawang bombay atau bubuk rosemary pasti rasanya akan lebih nikmat. French fries-nya sebenarnya cukup enak, but hey, it's the sandwich that should be the rock star.

Porsinya memang besar dan sepertinya bukan untuk sarapan. Jadi kali ini kembali harus mohon ampun karena menyia-nyiakan makanan karena cuma sejumput fries dan patty serta telur mata sapi yang sanggup gue masukkan ke dalam perut. Kopinya? Hmmm... entah bisa dihabiskan atau tidak




0 komentar:

Posting Komentar